Selasa, 07 April 2020

MAKALAH MODEL DESKRIPTIF MANAJEMEN STRATEGIK DAN ANALISIS STRATEGIK

Posted by Ida Rusmita on 02.11 with No comments
MAKALAH
MANAJEMEN STRATEGIK
Model Deskriptif Manajemen Strategik Dan Analisis Strategik : Pengkajian Lingkungan 


Dosen Pengampu :
Dr.Musnaini,S.E.,M.M.

Disususun Oleh :
Kelompok 1


1.     Ida Rusmita                              (C1B018134)
2.     Icha Pusvita Sari                      (C1B018137)
3.     Rendy Saputra                          (C1B018138)
4.     Dimas Prayuda                         (C1B018144)
5.     Affan Rafli                               (C1B018145)
6.     Muhammad Farhan Andrean   (C1B018148)
7.     Ridho Alhidayat                       (C1B018151)
8.     Fatih Luthfi Anan                     (C1BO18156)





PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu  penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi  dan dilaksanakan oleh CEO  serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).




BAB II
PEMBAHASAN
2. Model Deskriptif Manajemen Strategik
2.1 Proses Manajemen Strategik
Menurut Michael A. Hitt (1999), proses manajemen strategik adalah seperangkat komitmen, keputusan dan tindakan yang diperlukan bagi suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai persaingan strategik dan pendapatan (perolehan) di atas rata-rata pengembalian investasi
Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:
1.      Formulasi Strategi
Suatu tahap merumuskan, menyusun atau memformat strategi yang dimulai dengan pengembangan suatu visi, misi organisasi, mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman (weakness) eksternal organisasi, menentukan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) internal, penentuan tujuan jangka panjang untuk menghasilkan strategi alternatif dan strategi terpilih yang berkelanjutan.
Isu-isu yang terdapat dalam formulasi strategi meliputi juga pertanyaan tentang:
1.      Usaha apa yang akan dilakukan?
2.      Bagaimana mengalokasikan sumber-sumber daya?
3.      Apakah perluasan operasi perusahaan ataukah diversifikasi?
4.      Apakah memasuki pasar internasional atau tidak?
5.      Apakah merger ataukah membentuk suatu joint venture?
6.      Bagaimana menghindari pengambilalihan?
formulasi strategi meliputi kegiatan seperti pengembangan visi, misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar, serta kekuatan dan kelemahan dari dalam organisasi, mengembangkan alternatif strategi, dan penentuan strategi yang paling sesuai untuk diadopsi.

2.    Implementasi Strategi
Tahap implementasi pada dasarnya dalam membuat strategi menjadi operasional, yaitu suatu tahap di mana perusahaan/organisasi sudah memiliki tujuan, perencanaan kebijakan, motivasi karyawan, dan alokasi sumber-sumber sehingga strategi yang telah terformulasi dapat dilaksanakan dalam bentuk tindakan. Strategi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan bermanfaat jika perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat
Dari uraian di atas dapat diringkas bahwa dalam tahapan implementasi strategi (strategy implementation), meliputi kegiatan penentuan sasaran operasional tahunan, kebijakan (policy) organisasi/perusahaan, mengalokasikan sumber daya, dan mengelola konflik perusahan agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
Kegiatan penentuan sasaran operasional tahunan (annual objective) merupakan suatu pendelegasian kegiatan kepada semua manajer dalam organisasi. Tujuan yang masih bersifat luas tersebut perlu diterjemahkan menjadi ukuran kinerja pada suatu unit/dinas/departemen, grup, tim, individu dalam organisasi. Sasaran operasional tahunan sebaiknya bersifat:
a. Lebih spesifik daripada tujuan,
b. Dibatasi waktu,
c. Dapat diukur, dan
d. Dapat dikuantifikasi.
Dalam kegiatan alokasi sumber daya, ada 4 macam sumber daya perusahaan yang dialokasi yaitu:
a. Sumber daya keuangan (Financial resources),
b. Sumber daya fisik (Physical resources),
c. Sumber daya manusia (Human resources),
d. Sumber daya teknologi (Technologies resources).


3.    Evaluasi dan Pengawasan strategi
Tahapan terakhir dari manajemen strategik. Biasanya, manajer ingin mengetahui informasi tentang kapan strategi tertentu tidak berjalan dengan baik. Semua strategi sangat diperlukan untuk modifikasi di masa yang akan datang, sebab lingkungan secara konstan akan selalu berubah.
Ada 3 aktivitas evaluasi strategi yang fundamental, yaitu:
a. Pengamatan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini,
b. Ukuran kinerja (performance), serta
c. Adanya tindakan korektif.
Banyak hal yang bisa dievaluasi, misalnya apakah pendapatan daerah meningkat, pengangguran berkurang dan lapangan kerja meningkat, perekonomian meningkat, kesejahteraan meningkat, pendidikan meningkat, transportasi meningkat, kesehatan meningkat, dan lain-lain. Menurut Hitt (1999), hal-hal yang umumnya harus dievaluasi dan diawasi secara kontinyu adalah:
a. Apakah kekuatan internal masih kuat?
b. Apakah memiliki tambahan kekuatan internal lainnya? Bila ada, apa?
c. Apakah kelemahan internal masih lemah?
d. Apakah masih ada kelemahan internal lainnya? Jika ada, apa?
e. Apakah peluang eksternal masih ada peluang?
f. Apakah ada peluang eksternal yang lain? Bila ada, apa?
g. Apakah ancaman eksternal masih mengancam?
h. Apakah ada ancaman eksternal lainnya? Bila ada, apa?
i. Apakah kita mudah menyerang musuh yang akan mengambil alih?
Dari uraian di atas dapat diringkas bahwa dalam tahapan evaluasi dan pengawasan strategi (strategy evaluation and monitoring), meliputi kegiatan usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil dari pembuatan strategi dan penerapan strategi, mengukur kinerja individu dan organisasi/perusahaan, serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2.2 Implementasi Model Deskriptif Manajemen Strategik
Tahapan dalam model deskriptif manajemen strategik dalam sebuah organisasi/perusahaan ada 4, yaitu
1.      Tahap Analisis Strategi (Strategy Analysis), bahwa analisis strategi dibagi menjadi 2 yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal. Kesuksesan strategi sebelumnya belum tentu menjamin kesuksesan strategi di masa yang akan datang. Selain itu, strategi memiliki kecenderungan untuk berubah-ubah.
2.      Tahap Penyusunan Strategi (Strategy Formulation)
Setelah analisis strategi dilakukan, tahap selanjutnya adalah penyusunan strategi. Penting dalam tahap ini, untuk mengetahui seberapa besar kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threat) perusahaan dalam pasar bisnis
3.      Lanjutan Tahap Perancangan Rencana Strategi (Strategy Plan)
Dalam tahap ini, rencana strategi yang dirancang harus terarah kepada hasil atau produk yang spesifik, pasar atau harapan masyarakat, sumber daya dan teknologi untuk suatu periode tertentu, serta keunggulan bersaing jangka panjang, baik dalan keadaan baik maupun buruk.
4.      Tahap Implementasi Strategi (Strategy Implementation)
Setelah menghasilkan rencana strategi, maka tahap terakhir adalah mengimplementasikan rencana strategi itu menjadi kenyataan. Kerangka keberhasilan implementasi model 7S dari McKinsey, 3 unsur pertamanya adalah strategi (strategy), struktur (structure), dan sistem (system), dianggap sebagai ‘perangkat keras’ keberhasilan implementasi strategi. 4 unsur selanjutnya yaitu gaya (style) artinya perusahaan memiliki cara berpikir dan bersikap yang sama; staf (staff) artinya perusahaan telah mempekerjakan orang yang cakap, melatih mereka dengan baik, dan menugaskan mereka pada tugas yang sesuai; keterampilan (skill) artinya semua karyawan memiliki kemampuan untuk menjalankan strategi perusahaan; serta nilai bersama (shared value) artinya semua karyawan memiliki nilai panduan yang sama sebagai ‘perangkat lunak’-nya Proses manajemen strategis terdiri dari delapan langkah, yaitu mendefinisikan visi, misi bisnis dan tanggung jawab sosial, menganalisis lingkungan eksternal, menganalisis lingkungan internal, memilih tujuan dan sasaran bisnis, mengembangkan strategi bisnis, merinci rencana program, mengimplementasikan rencana program dan mengumpulkan umpan balik serta menguji pengendalian. Semua langkah ini menjaga agar unit usaha tidak terhambat oleh lingkungan dan untuk berjaga-jaga terhadap peluang dan berbagai masalah baru.
2. Analisis Strategi : Pengkajian Lingkungan
2.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal mencangkup pemahaman berbagai factor di luar perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis / bahkan ancaman bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan eksternal berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam bentuk, fungsi dan keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategic, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan . Oleh karena itu manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal General Yaitu :
a.       SocialEkonomi
b.      Teknologi
c.       Pemerintah
d.      Industri
e.       Pelanggan
f.       Pemasok
g.      Pesaing Internasional



2.2 Lingkungkan umum (General Environment)
Lingkungkan umum (General Environment adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organissasi yang menyususn faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas. Lingkungan ini hanya memeiliki sedikit implikasi langsing bagi pengaturan suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :
a. Faktor Ekonomi
Akan banyak berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk dan besarnya biaya yang di keluarkan untuk menghasilkan produk perusahaan. Kondisi perusahaan, pengaruh iklim dan lingkungan social dapat membantu / memperlambat pencapaian tujuan perusahaan
Ø  Kondisi perekonomian
Tingkat kejelian mengamati kondisi perekonomian saat ini dan keakurasian dlm pemperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keuntungan dan kesuksesan perancangan strategi perusahaan. Factor kondisi perekonomian mencangkup :
1.      Tahap-tahap yang terjadi dalam siklus bisnis seperti despresi,resesi,recovery, dan tahap kemakmuran
2.      Laju inflasi dan deflasi untuk komoditas2 tertentu yang mempunyai nilai strategic. Pengaruh inflasi akan sangat terasa bagi perusahaan khusus nya dalam penentuan harga dan tingkat upah karyawan
3.      Kebijakan fiscal dan moneter yang berlaku khususnya akan sangat berpengaruh terhadap penentuan besarnya suku bunga dan besarnya tingkat pajak yang harus di bayarkan oleh perusahaan
4.      Informasi tetntang neraca pembayaran dan volume neraca perdagangan antar Negara

Ø  Kondisi alam
Perubahan kondisi alam sulit di perkirakan sebelumnya .namun kondisi alam tdk dpt di abaikan beegitu saja dlm perencanaaan strategi bisnis

b. Faktor social
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis.
Beberapa contoh bagaimana factor social-ekonomi dapat menimbulkan kesesatan dan ancaman bagi perusahaan seperti ;
1.      keberhasilan prpgram keluarga berencana dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sanagt berpengaruh terhadap pola kebiasaan perilaku masyarakat. Pemahaan ats norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera dalam banyak hal telah menggantikan konsepsi tentang banyak anak banyak rejeki
2.      keberhasilan laju pertumbuhan penduduk berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan formal yang mampu di selesaikan leh masyarakat.pengaruh terbesar dari meningkatnya angka melek huruf pd masyarakat adalah munculnya sikap dan pandangan bagi baru masyarakat tentang jangka waktu kerja dan pada akhirnya tentang kualitas hidup yg di harapkan dari bekerja

c. Faktor Politik dan hukum
Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter-parameter hukum dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusaaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Karena berbagai peraturan tersebut biasanya restriktif, mereka cenderung mengurangi laba potensial perusahaan. Namun beberapa tindakan politik dan hukum juga didesai untuk memberi dan melindungi perusahaan diantanya adalah hak paten, subsidi pemerintah dan lain sebagainya.

d. Faktor teknologi
Adanya perubahan teknologi dapat mendorong munculnya kesempatan bisnis dan perbaikan upaya pencapaian tujuan organisasi . tapi dapat juga ancaman bagi kelangsungan produk yang sudah ada. Beberapa produk teknologi dapat di pergunakan sebagai pendobrak yang mampu menciptakan kesempatan sekaligus ancaman terhadap kegiatan bisnis anta ra laim : computer,transitor, perkembangan teknik genetika tanaman dan pendayagunaan tenaga surya. Oleh karena itu perubahan teknologi sudah tentu berpengaruh terhadap siklus kehidupan produk . Ketetapan dan penilaian aiklus kehidupan produk pada gilirannya dapat menenentukan timing yang tepat untuk meluncurkan produk baru atau modifikasi produk yang ada. Dalam kasus ini maka pengamatan lingkungan atau di kenal environmental scanning sangat di perlukan untuk tetap mempertahankan produk di pasar. Perubahan teknologi juga akan berpengaruh pada pilihan metode distribusi dan kemampuan tenaga penjual yang di butuhkan untuk melayani segmen pasar yang di pilih . Tingkat kecepatan atau kterlambatan dalam mengantisipasi perubahan teknologi dalam banyak hal adalah merupakan fungsi dari kreativitas sumberdaya mansia,tingkat reseptif perusahaan dalam industri dan ketersediaan sumber dana untuk membiayaai kegiatan penelitian dan pengembangan serta operasional.

e. Faktor Pemerintah
Peran pemerintah dalam mekanisme penyampaian produk dari produsen ke konsumen sangat besar . Campur tangan pemerintah tidak dapat dihindari pada setiap tahap dalam rangkaian kegiatan produksi.Alat kendali pemerintah melalui berbagai paket kebijakan fiscal dan moneter ternyata cukup efektif untuk mempengaruhi dinamika bisnis. Pemerintah juga mempunyai otoritas dalam hal peraturan atau tata niaga berbagai komoditas termasuk didalamnya komposisi penggunaan tenaa kerja dan pengendalian supply produk.
Peran pemerintah sangat dominan dalam penciptaan kesempatan dan ancaman terhadap kelangsungan bisnis. Beberapa hal yang mungkin dapat dianggap sebagai kesempatan bisnis yang di timbulkan dari sector pemerintah :
1.      pemerintah merupakan konsumen yang cukup besar bagi banyak produk. Pasar pemerintah dapat di gunakan sebagai alat untuk mempengaruhi dinamika di sector social- ekonomi . Meningkatnya anggaran pembangunan dari pemerintah ini menunjukan seakin banyak kebutuhan produk yang akan di peruntukan bagi masyarakat dalam bentuk praserana fisik dan bentuk pengueluaran lainnya.
2.      Pemerintah dapat berperan sebagai pelindung dari adanya praktik tidak sehat adlam berbagai kegiatan bisnis yang muncul dari luar .Disamping pemerintah sebenarnya juga berkepentingan dengan tumbuhnya industri dan kegiatan ekonomi domestic.

f. Faktor Demografi
Faktor demografi ini diantaranya adalah ukuran populasi, struktur umum, distribusi geografis percampuran etnis serta distribusi pendapatan.

2.3.ingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan kompoen-komponen yang secara normal memiliki iplikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.
Analisis lingkungan industri jauh lebih penting dan lebih menentukan aturan persaingan di bandingkan dengan analisis lingkungan umum, karena kekuatan lingkungan umum dalam mempengaruhi persaingan sifatnya sangat relatif. Artinya, jika terjadi perubahan dalam lingkungan umum-faktor ekonomi, sosial, politik dan hukum, tekhnologi dan demografi yang terkena pengaruh akibat perubahan tersebut bukan hanya sebuah perusahaan melainkan semua perusahaan yang ada dalam suatu industri. Dengan demikian jika terjadi perubahan pada tingkatan lingkungan umum kunci keberhasilan terletak pada kemampuan yang berlaian dari masing-masing perusahaan untuk menanggulangi implikasi dari perubahan tersebut.
Jika salah menganalisis lingkungan persaingan, implikasi selanjutnya adalah salah menentukan tujuan serta merumuskan strategi bersaig.
1.      Akibatnya kerugian dan kebangkrutan bukanlah suatu yang mustahil.
2.      Ancaman masuknya pendatang baru
3.      Adanya pendatanga baru dapat memaksa perusahaan yang sudah ada untuk lebih efektif dan efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi baru. Secara sederhana kemungkinan perusahaa akan memasuki suatu industri adalah fungsi dari dua faktor, yaitu hambatan memasuki industri dan relasi dari perusahaan yang sudah ada. Apabila hambatan-hambatan untuk masuk adalah tinggi, dan pendatang baru mendapatkan reaksi yang tajam dari pemain lama dalam industri, sudah barang tentu pendatang baru tersebut tidak menimbulkan suatu ancaman masuk yang serius.
Terdapat beberapa hambatan untuk memasuki industri atau entry barriers yaitu ;
1. Skala ekonomi (economies of scale)
Yaitu bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam suatu periode sehingga mengakibatkan biaya produksi perunit menjadi turun. Dengan cara ini memaksa mereka untuk masuk pada sekala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dengan konsekuensi akan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan.
2. Diferensiasi produk (product differentiation)
Yaitu perusahaan tertentu mempunyai indentifikasi merk dan loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk dimasa lampau atau sekedar merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri.

3. Persyaratan modal (capital requirement)
Kebutuhan untuk melakukan investasi sumberdaya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan suatu hambatan masuk, khususnya apabila modal yang diperlukan untuk pengeluaran tidak dapat diterima kembali.

4. Biaya peralihan pemasok (switching cost)
Yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya.

5. Akses kesaluran distribusi
Makin terbatas saluran pedagang besar atau pengecer untuk suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah mengikat saluran ini, jelas akan semakin berat usaha untuk masuk kedalam industri.

6. Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan.

2.4 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Berikut ini adalah contoh identifikasi kekuatan dan kelemahan suatu unit analisis. Unit analisis yang dipakai sebagai contoh adalah unit wilayah karena umumnya pendekatan analisis lingkungan strategis lebih banyak bersentuhan dengan tatanan wilayah.
a. Kekuatan
1) Luasnya lahan pertanian
2) Letak strategis wilayah.
3) Tingginya potensi daerah.
4) Tersedianya prasarana dan sarana produksi perekonomian.
5) Banyaknya penduduk usia produktif yang berpendidikan.
6) Tingginya derajat kesehatan.
7) Tingginya budaya gotong royong dan solidaritas masyarakat.
8) Kemudahan akses media komunikasi dan informasi.
9) Banyaknya industri kecil dan menengah.
10) Banyaknya lembaga pendidikan, penelitian, kesehatan, dan sosial.
11) Adanya jaringan kerjasama antar daerah, LSM, dan perguruan tinggi.

b. Kelemahan
1) Rendahnya kualitas tenaga kerja.
2) Masih cukup banyaknya masyarakat miskin.
3) Terbatasnya kemampuan sumber pendanaan/financial Pemerintah Daerah.
4) Belum adanya standar harga tanah.
5) Lemahnya pengelolaan kepariwisataan.
6) Kurangnya ketersediaan dan validitas data.
7) Masih lemahnya pengawasan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan.
8) Masih cukup rendahnya apresiasi khusus untuk pengembang teknologi.
9) Masih lemahnya pengelolaan potensi cagar budaya.
10) Belum efisiennya pengelolaan sumberdaya pendidikan dan kesehatan.
11) Masih rendahnya kualitas pelayanan.
12) Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
13) Masih kurangnta apresiasi terhadap seni budaya lokal.
14) Belum optimalnya mediasi antara lembaga riset dengan masyarakat dan industri dalam penerapan, pengembangan, dan pemasaran Iptek.
15) Lemahnya pemasaran produk lokal.
16) Terbatasnya lapangan pekerjaan.


2. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (O) dengan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh identifikasi situasi yang berada dalam dua dimensi ini adalah:
a. Peluang
1) Pengembangan dan pemanfaatan Iptek.
2) Adanya tokoh kharismatik yang dapat menjaga stabilitas.
3) Cukup banyaknya dana subsidi dari pusat.
4) Adanya kerjasama antar daerah.
5) Reformasi di bidang politik dan administrasi publik.
6) Tingginya tuntutan peningkatan pelayanan publik.
7) Tingginya minat investor masuk Sleman.
8) Kemudahan akses pasar internasional.
9) Tersedianya peluang kerja di luar Sleman.
10) Tingginya tuntutan masyarakat terhadap stabilitas polkam.
11) Kepercayaan pemerintah propinsi dan pusat.

b. Ancaman
1) Belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian.
2) Belum terkendalinya migrasi penduduk.
3) Maraknya pekat.
4) Komersialisasi layanan sosial.
5) Tingginya tingkat pengangguran.
6) Model pengembangan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
7) Belum efektifnya mekanisme peradilan.
8) Ketetapan hukum yang didasarkan pada aturan yang out of date (kadaluwarsa).
9) Inkonsistensi kebijakan makro pusat.
10) Ecolabeling product.
11) Ekses sosial globalisasi.
12) Globalisasi ekonomi dan informasi.
13) Persaingan pelayanan masyarakat antar daerah.
14) Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan aparat hukum.
15) Instabilitas ipoleksosbud nasional.

2.5Analisis Strategi Pilihan
Strategi adalah kegiatan, mekanisme, atau sistem untuk mengantisipasi secara menyeluruh dan meramalkan pencapaian tujuan ke depan melalui pendekatan rasional. Strategi ini disusun dengan memadukan antara kekuatan (strength, S) dengan peluang (opportunity, O) yang dikenal sebagai strategi S-O, memadukan kelemahan (weakness, W) dengan peluang (opportunity, O) yang dikenal sebagai strategi W-O, dan memadukan kekuatan (strength, S) dengan ancaman (threath, T) yang dikenal sebagai strategi S-T. Strategi S-O dimaksudkan sebagai upaya memaksimalkan setiap unsur kekuatan yang dimiliki untuk merebut setiap unsur peluang yang ada seoptimal mungkin, strategi W-O dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki masing-masing unsur kelemahan agar dapat memanfaatkan seoptimal mungkin setiap unsur peluang yang ada, sedangkan strategi S-T dimaksudkan sebagai upaya untuk memaksimalkan setiap unsur kekuatan untuk menangkal dan menundukkan setiap unsur tantangan seoptimal mungkin.
Dengan demikian akan diperoleh berbagai strategi pilihan yang merupakan hasil perpaduan antar unsur kekuatan, kelemahan, dan peluang. Masing-masing strategi pilihan tersebut harus diuji kembali relevansi dan kekuatan relasinya dengan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi pemerintah Kabupaten dan Kota.
a. Strategi Antara Kekuatan dan Peluang (S-O)
Kekuatan (S) Peluang (O) Strategi S-O
Ketika unsur-unsur kekuatan dikawinkan dengan unsure-unsur peluang maka akan melahirkan Strategi S-O. Dengan menggunakan asumsi kekuatan dan peluang di atas, maka pilihan-pilihan strategi S-O dapat diambil sebagai berikut:
• Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan bidang pertanian
• Pemanfaatan Iptek (cyber technology) di bidang pariwisata
• Pemanfaatan Iptek di bidang prasarana dan sarana
• Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam dunia usaha dan investasi
• Pemanfaatan media komunikasi dan informasi untuk interaksi pelaku pembangunan
• Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif dengan propinsi dan pusat
• Peningkatan kerjasama lembaga penelitian dengan dunia usaha
• Peningkatan kualitas produk industri kecil dan menengah
• Peningkatan kerjasama antar daerah di bidang pariwisata, prasarana dan sarana perkotaan
• Pemanfaatan peluang pasar bagi UMKM
• Peningkatan kualitas tenaga kerja

b. Strategi Antara Kelemahan dan Peluang (W-O)
Kelemahan (W) Peluang (O) Strategi W-O
Strategi W-O merupakan pilihan strategi hasil persenyawaan antara unsure-unsur kelemahan (W) dengan unsure-unsur peluang (O). Berikut ini adalah alternative-alternatif strategi W-O seperti di bawah ini:
• Peningkatan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
• Pemberdayaan masyarakat miskin
• Peningkatan pendapatan daerah
• Peningkatan kapasitas pengelolaan kepariwisataan
• Peningkatan validitas dan manajemen data
• Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup
• Peningkatan kualitas pelayanan public
c. Strategi Antara Kekuatan dan Ancaman (S-T)
Kekuatan (S) Ancaman (T) Strategi S-T
Sedangkan pilihan strategi terakhir yang merupakan hasil olahan dari analisis SWOT adalah strategi S-T yang menggabungkan unsure-unsur kekuatan (S) dan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh kemungkinan pilihan strategi hasil kombinasi kekuatan dan ancaman, dibawah ini:
• Peningkatan pengawasan dan pengendalian pertanahan
• Peningkatan manajemen kependudukan
• Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban








BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
proses manajemen strategik adalah seperangkat komitmen, keputusan dan tindakan yang diperlukan bagi suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai persaingan strategik dan pendapatan (perolehan) di atas rata-rata pengembalian investasi. dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu Formulasi Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi dan Pengawasan strategi.
Implementasi Model Deskriptif Manajemen Strategik terdapat bberapa tahap yaitu Tahap Analisis Strategi (Strategy Analysis), Tahap Penyusunan Strategi (Strategy Formulation) dan Tahap Implementasi Strategi (Strategy Implementation).
Analisis Strategi Pengkajian Lingkungan, Faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan eksternal antara lain: faktor ekonomi, faktor sosial dan demogafi, faktor politik dan hukum, faktor teknologi, faktor ekologi, dan faktor global. Analisis SWOT (strength,weaknesses,opportunities,threats) biasa digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal perusahaan. Manajer tingkat atas menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan posisinya untuk mencapai sukses.


DAFTAR PUSTAKA
Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta: Erlangga, 2006Michael A. Hit, R.Duane Ireland, Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi; Konsep, Jakarta: Salemba Empat, 2001
https://ramaabdi.blogspot.com/2019/10/model-deskriptif-manajemen-strategik.html?m=1 Diakses pada 1 Februari 2020
http://ayusaputri06.blogspot.com/2015/04/model-deskriptif-manajemen-strategik.html
Diakses pada 1 Februari 2020


FOTO KELOMPOK






DAFTAR PERTANYAAN PRESENTASI KELOMPOK 1
MODEL DESKRIPTIF MANAJEMEN STRATEGIK DAN ANALISIS STRATEGIK : PENGKAJIAN LINGKUNGAN
Moderator : Lusiana Anggi M. Hutagalung (C1B018243)


NO

NAMA
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1.
Oppy Linanda (C1B018150)
Kendala manakah yang memiliki pengaruh besar diantara kendala-kendala yang ada?
Jawab :
Semua kendala yang ada bisa menjadi kendala yang besar apabila ditetapkan dengan target yang cukup tinggi, dan bisa juga menjadi peluang apabila mampu menetapkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran manajer untuk mampu mengatur sebaik mungkin agar menjadi peluang bagi perusahaan.

2.

Febriadi Angga Saputra (C1B018197)
Alternatif apa saja yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan analisis SWOT secara efektif dan efisien?
Jawab:\

Analisis SWOT Pada Usaha Budidaya Perkebunan Kopi.
Dalam menetapkan strategi dan kebijakan pengembangan perkopian Indonesia ke depan digunakan analisis SWOT.

A.   Kekuatan (Strengths)
-        Tersedianya berbagai paket teknologi dari mulai pra panen, panen dan pasca panen yang telah dikembangkan ke masyarakat petani pekebun.
-        Tersedianya keragaman produk kopi baik dalam bentuk regular coffee atau specialty coffee.
-        Masih terbukanya Peluang pengembangan Product development dalam bentuk kopi setengah jadi (roasted coffee) maupun kopi jadi (soluble dan instant coffee).
-        Ketersedian lahan dan agroklimat yang sesuai, khususnya pengembangan kopi Arabika.
-        Biaya produksi relatif lebih rendah.


B.   Kelemahan (Weaknesses)
-        Rendahnya Produktivitas kopi di Indonesia, baik kopi Robusta maupun Arabika.
-        Belum proporsionalnya komposisi kopi Arabika dan Robusta. Pertanaman kopi Robusta mendominasi dibandingkan dengan kopi arabika, sedangkan permintaan kopi dunia hingga saat ini masih didominasi oleh Arabika dengan pangsa pasar >70 %.
-        Terbatasnya ketersediaan lahan yang memadai.
-        Terbatasnya panen kopi.
-        Rendahnya kualitas/mutu kopi Indonesia.
-        Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung industri kopi, khususnya untuk kopi Arabika yang menuntut lingkungan dengan suhu rendah, yang hanya terdapat pada dataran tinggi di pegunungan.
-        Kurang informasi pasar dalam mengefisienkan sistem tataniaga.
-        Penerapan teknologi (agronomi, pasca panen dan pengolahan) yang masih amat terbatas.

C.   Peluang (Opportunities)
Peluang pasar kopi Indonesia khususnya dimasa mendatang masih cukup cerah, dengan beberapa indikator sebagai berikut.
-        Distribusi supply dan demand kopi dunia.
-        Perkembangan harga kopi dunia. Menurut ICO, perkembangan harga rata-rata kopi Arabika selalu lebih tinggi dibandingkan harga kopi Robusta, maka dapat diasumsikan bahwa pengembangan agribisnis kopi Arabika memiliki kecenderungan yang lebih prospektif dibandingkan dengan Robusta.
-        Perkembangan konsumsi kopi dunia (terutama negara importir) cukup baik sehingga pasar dan permintaan baru akan terbuka.

D.   Ancaman (Treaths).
-        Adanya ancaman dari minuman lain. Penyimpangan Iklim.
-        Perkembangan produksi yang besar di negara lain (Vietnam) sangat tinggi menyebabkan persaingan pasar sangat tinggi.

Alternatif Strategi
1. Strategi S-O       
Pengembangan area selain didasarkan pada kesesuaian lahan juga dengan pertimbangan memiliki daya kompetitif dan komparatif secara antar dan intra wilatah serta pertimbangan permintaan pasar/konsumen baik domestik ataupun dunia.
Mengisi dan meningkatkan peluang pasar yang tersedia baik domestik maupun internasional serta mempertahankan pasar yang telah ada melalui berbagai upaya promosi baik dalam dan luar negeri termasuik mendukung agrowisata.
pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi dibidang perkopian, khususnya berupaya kebijakan yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan.
2. Strategi W-O
Optimalisasi ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung peningkatan kualitas tanaman dan produk yang dihasilkan.
Menumbuh kembangkan fungsi kelembagaan dan kemitraan yang berazaskan kebersamaan ekonomi.
Optomalisasi usaha tani dalam luasan skala usaha dan ekonomis baik ditingkat petani maupun usaha menengah dan besar.
3. Strategi S-T
Penajaman wilayah potensial yang berkelayakan teknis dan tanaman dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman dan lahan.
Mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan melalui perwujudan usaha perkebunan kopi yang ramah lingkungan (environmental friendly coffee).
4.  Strategi W-T
Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait dalam rangka legalisasi produk-produk kopi spesial (specialty dan bio coffee) untuk mendapatkan nama dagang (trade mark) atau hak paten dari produk-produk yang bersangkutan.
Sosialisasi penerapan sistem manajemen mutu (SNI, ISO, HACCP) diikuti dengan perbaikan melalui penerapan “reward” dan “punishment” terhadap pembelian produk.
meningkatkan jaminan keamanan berusaha terhadap segala bentuk penjarahan, perambahan atau aktivita serupa lainnya.

Alternatif Kebijakan
Berangkat dari stategi diatas, maka kebijakan pengembangan kopi kedepan khususnya secara teknis dititikberatkan kepada.

Kebijakan Umum
Membangun perkebunan kopi yang berkelanjutan.
mempertangguh daya saing komoditas melalui peningkatan mutu hasil dan efisiensi usaha.
Peningkatan dan pengembangan SDM yang tangguh dan bermutu serta IPTEK yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah.

Kebijakan Teknis
Kebijakan ini akan menentukan arah pengembangan kopi kedepan, dengan mengacu pada “market oriented”, yatu.
peningkatan produktivitas (tanaman dan lahan) serta mutu hasil melalui upaya intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan dan diversifikasi pada areal yang telah ada dan diprioritaskan pada wilayah eks-proyek serta kawasan hutan dan DAS.
Pengembangan komposisi kopi Robusta ke Arabika melalui upaya konversi lahan Robusta dengan ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl, serta penanaman tanaman baru pada lahan-lahan yang berkelayakan teknis.
Kelestarian dan pengembangan kopi spesial di lahan subur dengan ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl.
3.

Formen A. Gurning (C1B018136)
Terdapat dua lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan internal, menurut kelompok kalian lingkungan mana yang paling sulit dikaji?
Jawab :
Menurut kelompok kami, lingkungan yang paling sulit dikaji itu adalah lingkungan eksternalnya karena lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat dan dinamis sehingga menghasilkan berbagai peluang dan ancaman, baik dari yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang selalu mengalami perubahan sehingga sangat diperlukan perhatian atau strategi yang optimal untuk lingkungan ini agar dapat membaca peluang pasar dan tidak kalah dalam bersaing serta mampu meminimalkan ancaman eksternal.