MAKALAH
MOTIVASI
DALAM MANAJEMEN
Dosen Pengampu:
Hj.RTS.Ratnawati, SE.,MM
Disusun Oleh :
Ida Rusmita
C1B018134
Manajemen R-008
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
penulis haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih ataupun tidur dalam
mengurus semua makhluk-Nya yang berada di langit maupun di bumi. Dialah Allah
SWT, tuhan semesta alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya
dan bumi beserta isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, maka penulis
dapat menyelesaikan makalah mengenai Motivasi dalam Manajemen yang tentunya
masih jauh dari kata sempurna ini.
Shalawat serta salam
penulis sanjungkan kepada makhluk paling mulia di muka bumi ini. Makhluk yang
diutus untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia di bumi. Dialah baginda
besar, rasul agung, Rasulullah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah
kepada para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat nanti.
Serta shalawat untuk keluarga beliau dan sahabat-sahabat beliau.
Penulis juga ucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen yaitu Ibu HJ.RTS.Ratnawati,
SE.,MM. Penulis juga berharap
bahwa apa yang sudah penulis tulis dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca
dalam memperoleh pengetahuan tentang Motivasi dalam Manajemen. Dan jika ada
masukan, sekiranya tak segan untuk menambahkan supaya penulis dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurang dalam makalah ini.
Jambi,
April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Motivasi.................................................................................................. 3
2.2 Tujuan dan Fungsi
Motivasi..................................................................................... 5
2.3 Jenis-Jenis Motivasi................................................................................................. 6
2.4 Metode Motivasi...................................................................................................... 8
2.5 Proses Motivasi........................................................................................................ 8
2.6 Model-Model Motivasi............................................................................................ 9
2.7 Teori-teori Motivasi.................................................................................................. 10
2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Motivasi............................................................ 16
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 18
3.2 Saran......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Motivasi adalah suatu
dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita
dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu
pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang
menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai
suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat
berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.
Motivasi ada banyak
jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi agresi,
motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi
topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di
masyarakat.
Setiap lingkungan kerja
kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang lemah dan pada saat itu kita
bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat membangkitkan semangat kita
kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi diri kita untuk lebih dari
orang lain, tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di motivasi agar menjadi
lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi mempunyai
peranan yang strategis dalam aktivitas seseorang. Tidak ada seorang pun yang
beraktivitas tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi tidak hanya
untuk diketahui.
Banyak istilah yang
digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau motif, antara lain
kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam
hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan sebagai keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada
seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna
mencapai tujuan kepuasan dirinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu motivasi?
2.
Apa tujuan dan fungsi motivasi?
3.
Apa saja jenis-jenis motivasi?
4.
Bagaimana metode dalam motivasi
5.
Bagaimana proses motivasi?
6.
Apa saja model-model motivasi?
7.
Apa saja teori-teori motivasi?
8.
Apa saja faktor yang meempengaruhi Motivasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Motivasi
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi motivasi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan model-model
motivasi
4. Untuk mengetahui metode dan proses dalam
motivasi
5. Untuk mempelajari teori-teori motivasi
1.3
Metode Penulisan
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengambil referensi dari buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan. Dan informasi juga penulis dapat dari sumber
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari
kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation)
dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan
khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Mc. Donald dalam
SardimN A.M (2011:73) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Selanjutnya Hamzah B.
Uno (2010:10) berpendapat bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Selain itu, M.
Uzer Usman (2009:28-29) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu.
Menurut George R. Terry
(2008:130) berpendapat bahwa motivasi adalah mengusahakan supaya seseorang
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi terdiri dari dua kata, yaitu motif
dan aksi. Motif sendiri memiliki arti sebab-sebab yang menjadi
dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran atau pendapat; sesuatu yang jadi
pokok. Sedangkan aksi memiliki arti gerakan; perkumpulan politik;
tindakan; sikap (gerak-gerik, tingkah laku) yang dibuat-buat.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). ”Motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang
agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan”. Menurut
Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93). “Motivasi adalah kondisi yang
menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
Pada dasarnya
motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari
dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun
motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak
hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari
rasa sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati
hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang bisa berupa kata-kata, motivation
training, keyakinan dari dalam diri sendiri, pengaturan mindset, dan
atau kondisi psikologis dalam diri individu yang menggerakan individu untuk
dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan untuk memperoleh semangat untuk
tetap terus bekerja untuk mencapai tujuan.
Dalam mewujudkan alasan
untuk beraksi (motivasi), maka diperlukan stimulus (pendorong). Stimulus
(pendorong) itu sendiri ada dua macam, yaitu:
1. High
Class yang berupa tarikan (pull).
2. Low Class
yang berupa dorongan (push).
Jika kedua-duanya
digabungkan, maka akan diperoleh suatu energy yang besar dan akan membangkitkan
rasa semangat dalam diri seseorang. Sebagai contoh: sebuah mobil yang mogok,
jika didorong saja hanya akan bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah dengan
tarikan. Mobil itu akan terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat.
Begitu juga dengan diri
manusia, manusia akan memiliki semangat juang yang tinggi jika mendapat
dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Tetapi semangat juang itu
akan bertambah tinggi jika mendapat tarikan dari luar, seperti dorongan
semangat dari keluarga, teman, atau yang lainnya.
Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:
1. Level
paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement
Motivation Training). Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena
pembakaran semangat dan motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta
saat duduk dan menyimak motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi
motivasi), setelah itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan seberpengaruh saat
disampaikan oleh trainer.
2. Level Mindset.
Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk menciptakan
semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada
sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang
menjadi bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3. Level
Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui
apa yang mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita
akan secara otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang
terbaik dalam sasaran kita (job).
4. Dan level
yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut level
tertinggi, karena pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya,
mampu melaksanakan job (pekerjaan)nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk
yang lainnya. Artinya, disaat energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana
seharusnya ia mengisi ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi
penuh, ia mampu menyalurkan energy untuk orang lain.
2.2 Tujuan dan Fungsi Motivasi
Tujuan motivasi menurut
Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
i.
Mempertinggi rasa
tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j.
Meningkatkan efisiensi
penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Hadari Nawawi
(1996:359) mengemukakan fungsi motivasi bagi manusia yaitu:
a. Sebagai energi atau penggerak bagi manusia, ibarat bahan bakar pada
kendaraan.
b. Pengatur memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan yang
bertentangan. Dengan memperkuat satu motivasi, akan memperlemah motivasi yang lain, maka seseorang hanya akan
melakukan satu aktivitas dan meninggalan aktivitas yang lain.
c. Pengaturan arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas. Dengan kata lain
setiap orang hanya akan memilih dan berusaha untuk mencapai tujuan, yaitu
motivasinya tinggi dan bukan mewujudkan tujuan yang lemah motivasinya.
2.3 Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi
Intrinsik
Yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,
tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan
belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit,
seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are
inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah
sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti
tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui
segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
2. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari
luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya.
Jadi yang penting bukan
karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang
baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Malayu S.P Hasibuan
(2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
1. Motivasi
Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer
memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi di atas prestasi standar.
2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer
memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan
motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat
karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang
baik.
2.4 Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan
(2005:149), mengatakan bahwa ada
dua metode motivasi adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Langsung (Direct
Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi
(materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya
khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang
jasa.
b. Motivasi Tidak
Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang men dukung serta menunjang gairah kerja atau
kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan
pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja
yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
2.5 Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan
(2005:151), mengatakan bahwa
proses motivasi adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi.
Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan
dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan.
Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang
harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk
memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan
ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan
karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan
individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
6. Team Work
Manajer harus membentuk
Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team
Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
2.6 Model-Model Motivasi
1. Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan
dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para
menajer menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka menghasilkan
atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan mereka.
2. Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu para manajer
dianjurkan untuk bisa memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan
untuk mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.
3. Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai
motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn
keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai
arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para
karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa
tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana
setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya
masing-masing.
2.7 Teori-teori
Motivasi
Motivasi kerja
merupakan hal penting dalam suatu organisasi. Di satu pihak motivasi mempunyai
peranan yang sangat penting bagi setiap unsur pimpinan sedangkan di pihak lain
motivasi merupakan suatu hal yang dirasakan sulit oleh para pemegang jabatan.
Oleh karena itu setiap pimpinan perlu memahami arti dan hakikat motivasi, teori
motivasi, dan tidak kalah penting ialah bawahan yang perlu di motivasi.
Teori motivasi dipahami
agar pimpinan mampu mengidentifikasi apa yang memotivasi karyawan bekerja,
hubungan perilaku kerja dengan motivasi, dan mengapa karyawan berprestasi
tinggi. Berikut adalah beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan
diantaranya adalah :
1. Maslow’s Need
Hierarchy Theory (Teori Hierarki kebutuhan dari Maslow)
Teori Hierarki ini
dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun
1943. Teori Kebutuhan beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup
manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga
kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow
atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya
adalah :
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan
terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan
untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling
mendasar.
2. Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa
aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas
polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
3. Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai
dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di
dunia memerlukan keluarga dan teman.
4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah
memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap
diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh
setiap orang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah
kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
Bertitik
tolak dari pengertian dan teori
kebutuhan diatas dapat dipahami bahwa kebutuhan manusia pada dasarnya ada 5 (lima) tingkatan yaitu
mulai dari kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan fisiologis, meningkat
menjadi kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan esteem dan
kekebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri. Dengan
demikian teori kebutuhan sangat tepat sebagai landasan teori untuk meneliti
sejauh mana motivasi berpengaruh
terhadap kinerja pegawai dalam organisasi dalam mencapai tujuannya.
2. Teori X dan
Y , Douglas Mc Gregor
Teori
Motivasi menurut Douglas, menonjolkan pentingnya pemahaman tentang peranan
sentral yang di perankan oleh manusia dalam organisasi yang diklasifikasikan
dalam teori X (perilaku negatif) dan teori Y (perilaku positif). Dalam
mengemukakan dan mempertahankan kebenaran teorinya, Mc Gregor menekankan bahwa
cara yang digunakan oleh para manajer dalam memperlakukan para bawahannya
sangat tergantung pada asumsi yang digunakan tentang ciri-ciri manusia yang
dimiliki oleh para bawahannya.
Teori
X, mengatakan para manajer menggunakan asumsi bahwa para pekerja pada dasarnya
tidak senang bekerja dan bila mungkin akan berusaha mengelaknya. Karena para
pekerja tidak senang bekerja, mereka harus dipaksa, diawasi atau diancam dengan
berbagai tindakan. Para pekerja juga akan berusaha mengelakkan tanggung
jawabnya dan hanya akan bekerja bila menerima perintah. Kebanyakan pekerja akan
menempatkan pemuas kebutuhan fisiologis dan keamanan diatas faktor-faktor lain
yang berkaitan dengan pekerjaan dan tidak menunjukkan keinginan atau ambisi
untuk maju.
Teori
Y, pada dasarnya kebalikan dari teori X
dimana para manajer menggunakan asumsi bahwa para pekerja memandang
kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti halnya beristirahat dan
bermain. Para
pekerja akan berusaha melakukan tugas tanpa terlalu diarahkan dan akan berusaha
mengendalikan diri sendiri. Pada umumnya pekerja akan menerima tanggung jawab
yang lebih besar dan berusaha menunjukkan kreativitasnya dan oleh karenanya
pekerja berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian tanggung
jawabnya.
Dari
uraian diatas apabila dikaitkan dengan teori kebutuhan Maslow, maka teori X
akan lebih mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat rendah yang sifatnya
materiil berupa kebutuhan dasar sandang, pangan, papan dan keamanan. Sedangkan
teori Y cenderung mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat tinggi yang sifatnya
non materiil yaitu penghargaan, harga diri, dan aktualisasi diri daripada
pemuasan kebutuhan yang bersifat kebendaan. Dengan demikian maka teori motivasi
X dan Y sangat tepat bila digunakan untuk meneliti sejauh mana pengaruh negatip
dan positip terhadap kinerja pegawai.
3. Achievment Motivation Theory (Teori Kebutuhan McClelland)
Seorang Psikolog
Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan antara
kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an. McClelland
mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana
energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan
motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Teori motivasi prestasi
ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu :
a. Need Of
Achievement (Kebutuhan akan Prestasi)
Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk
mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk
sukses. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain
bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan
balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab
pemecahan masalah.
b. Need of
Affiliation (Kebutuhan akan Kekuasaan)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk
membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa
dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari
individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan
sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
C. Need of power
(Kebutuhan untuk Berafiliasi)
Kebutuhan akan afiliasi atau bersahabat adalah hasrat
untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan
keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang
tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang
tinggi.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki
kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan
dalam bekerja atau mengelola organisasi.
4. ERG Alderfer Theory (Teori
Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan)
Pada tahun 1969,
Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang
berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori
tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini
mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :
- Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
- Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
- Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.
Teori yang dikemukakan
oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG Alderfer yaitu
singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.
5. Herzberg Two Factor Theory (Teori Dua Faktor)
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan
Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian
terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari
hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan
ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal
dengan Teori Dua Faktor.
- Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
- Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
6.
Expectancy Theory (Teori Harapan)
Teori Harapan intinya terletak pada pendapat yang
mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu
tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh
suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang
bersangkutan. Teori harapan mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik,
hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan serta hubungan antara usaha dan
pretasi kerja. Daya tarik artinya ialah sampai jauh mana seseorang merasa
pentingnya hasil atau imbalan yang diperoleh dalam penyelesaian tugasnya. Yang
dimaksud dengan prestasi kerja dan imbalan adalah tingkat keyakinan seseorang
tentang hubungannya antara tingkat prestasi kerjanya dengan pencapaian hasil
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan kaitan antara usaha dan prestasi kerja
ialah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan menjurus
kepada prestasi kerja.
Dinyatakan
dengan cara lain, teori harapan berkata bahwa apakah seseorang mempunyai
keinginan untuk menghasilkan sesuatu karya pada waktu tertentu tergantung pada
tujuan-tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut
tentang nilai suatu prestasi kerja sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendalaman teori harapan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kuatnya
motivasi seseorang berprestasi tergantung pada pandangannya tentang betapa
kuatnya keyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa ia akan dapat mencapai apa
yang diusahakan untuk dicapai.
b. Jika
prestasi kerja tercapai, timbul pertanyaan apakah ia akan memperoleh imbalan
yang memadai dan apabila imbalan itu diberikan oleh organisasi apakah imbalan
itu akan memuaskan tujuannya atau kepentingannya.
c. Tehnik
memotivasi kerja pegawai, Banyak tehnik yang digunakan untuk memotivasi
pegawai guna mencapai kinerja yang tinggi, namun dari beberapa tehnik tersebut
terdapat dua cara yang efektif yaitu pemenuhan kebutuhan pegawai dan komunikasi
persuasif.
7.
Equity Theory
(Teori Keadilan)
Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa pegawai akan termotivasi
untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, apabila ia diperlakukan secara adil
dalam pekerjaannya. “Keadilan adalah suatu keadilan yang muncul dalam pikiran
seseorang jika ia merasa bahwa rasio antara usaha dan imbalan adalah seimbang
dengan rasio seseorang yang dibandingkan” Davis (2004).
Ketidakadilan akan ditanggapi
dengan bermacam-macam perilaku
yang menyimpang dari
aktivitas pencapaian tujuan
seperti menurunkan prestasi,
mogok, malas dan
sebagainya. Inti dari
teori ini adalah
pegawai membandingkan usaha
mereka terhadap imbalan
yang diterima pegawai
lainnya dalam situasi
kerja yang relatif
sama.
8.
Goal Setting Theory
(Teori Penetapan Tujuan)
Goal setting theory merupakan salah satu bagian dari teori motivasi
yang dikemukakan oleh Edwin Locke pada tahun 1978.
Goal setting theory didasarkan pada bukti yang berasumsi bahwa sasaran (ide-ide
akan masa depan; keadaan yang diinginkan) memainkan peran penting dalam
bertindak. Teori penetapan tujuan yaitu model individual yang menginginkan untuk
memiliki tujuan,memilih tujuan dan menjadi termotivasi untuk mencapai
tujuan-tujuan.
9.
Reinforcement Theory (Teori Pengukuhan)
Teori ini mempunyai dua aturan pokok yaitu aturan
pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok
lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.
Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang
didinginkan) atau negatif (menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban
yang didinginkan telah diberikan), tetapi organisme harus membuat antara akasi
atau tindakannya dengan sebab akibat.
2.8 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Motivasi
Proses psikologis di
dalam diri seseorang yang menimbulkan motivasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Adapun faktor-faktor motivasi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
(Intern)
Faktor internal adalah
faktor motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi internal
timbul karena adanya keinginan individu untuk memiliki prestasi dan
tanggungjawab di dalam hidupnya. Beberapa hal yang termasuk dalam faktor
internal adalah:
- Harga diri dan Prestasi, yaitu motivasi di dalam diri seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengerahkan energi untuk mencapai prestasi yang meningkatkan harga dirinya.
- Kebutuhan, setiap individu memiliki kebutuhan di dalam hidupnya sehingga orang tersebut menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Harapan, yaitu sesuatu yang ingin dicapai seseorang di masa mendatang yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif orang tersebut.
- Tanggungjawab, yaitu motivasi di dalam diri seseorang agar bekerja dengan baik dan hati-hati untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
- Kepuasan kerja, yaitu motivasi dalam diri seseorang karena dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu.
2. Faktor Eksternal
(Ekstern)
Faktor eksternal adalah
faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Motivasi eksternal
timbul karena adanya peran dari luar, misalnya organisai, yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupannya.
Beberapa hal yang
termasuk dalam faktor eksternal adalah:
- Jenis dan sifat pekerjaan, yaitu dorongan di dalam diri seseorang untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh besar imbalan yang didapatkan pada pekerjaan tersebut.
- Kelompok kerja, yaitu organisasi dimana seseorang bekerja untuk mendapatkan penghasilan bagi kebutuhan hidupnya.
- Kondisi kerja, yaitu keadaan dimana seseorang bekerja sesuai dengan harapannya (kondusif) sehingga dapat bekerja dengan baik.
- Keamanan dan keselamatan kerja, yaitu perlindungan yang diberikan oleh organisasi terhadap jaminan kemanan dan keselamatan seseorang dalam bekerja.
- Hubungan interpersonal, yaitu hubungan antara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan. Dalam hal ini, setiap orang ingin dihargai dan menghargai dalam organisasi sehingga tercipta suasana kerja yang harmonis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah suatu
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu kegiatan,
guna mencapai keinginan atau tujuan. Motivasi sangat penting dalam menjalani
kehidupan karena dengan adanya motivasi kita akan terus berjuang untuk mencapai
cita-cita dan tujuan yang ingin kita capai.
Motivasi bukan hanya
dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri atau orang di sekitar kita,
tetapi juga dapat diberikan kepada para karyawan untuk mengembangkan rasa
semangat dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang
sebagai gaji ataupun penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang terlah
dicapai oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya.
Dengan adanya motivasi
yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu akan mendorong bawahan untuk
menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya. Sebaliknya, jika seorang manajer
tidak member penghargaan apapun kepada bawahannya sedangkan bawahannya tersebut
sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, maka semangat kerja bawahannya
tersebut sedikit demi sedikit akan menurun dan akan berakibat juga pada proses
produktivitas.
3.2 Saran
Dengan
adanya makalah ini, diharapkan kepada mahasiswa agar lebih mudah memahami
secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji yaitu
Motivasi dalam Manajemen. Dengan adanya
Motivasi Kerja maka mampu meningkatkan produktivitas suatu organisasi.
Penulis
menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin, 2017. Dasar-dasar
Mnanajemen. Bandung : Alfabeta
Daft, Richard L. 2010. Era Baru
Manajemen. Jakarta : Salemba
Hendro, 2011. Dasar-dasar
Kewirausahaan. Jakarta : Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar